Kamis, 23 Mei 2013

Lirik "BLUE IS THE COLOUR"

Blue is the colour, football is the game
We're all together and winning is our aim
So cheer us on through the sun and rain
Cos Chelsea, Chelsea is our name.

Here at the Bridge, whether rain or fine

We can shine all the time
Home or away, come and see us play
You're welcome any day

Blue is the colour, football is the game

We're all together and winning is our aim
So cheer us on through the sun and rain
Cos Chelsea, Chelsea is our name

Come to the Shed and we'll welcome you

Wear your blue and see us through
Sing loud and clear until the game is done
Sing Chelsea everyone

Blue is the colour, football is the game

We're all together and winning is our aim
So cheer us on through the sun and rain
Cos Chelsea, Chelsea is our name.

Blue is the colour, football is the game

We're all together and winning is our aim
So cheer us on through the sun and rain
Cos Chelsea, Chelsea is our name. 

 

Sabtu, 04 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI ( PEMERIKSAAN ASTO )


LAPORAN PRAKTIKUM IMUNO-SEROLOGI

Praktikum ke    : V
Hari/Tanggal     : Kamis/02-Mei-2013
Materi              : Pemeriksaan ASTO
Prinsip              :Aglutinasi lateks menggunakan partikel lateks yang dilapisi streptolisin O,  kemudian mereaksikan ini dengan serum penderita.Adanya anti streptolisin dalam serum penderita dinyatakan dengan terjadinya aglutinasi dan partikel tersebut.
Tujuan              :Untuk menentukkan Antibody terhadap Streptococcus β-hemolisa yang menyebabkan rematik ,tonsillitis,dan glomerulus
Metode            : Lateks                                   
Alat dan Bahan :
1.      Tangkai pengaduk                                                                         
2.      Slide hitam                                                 
3.      Clinipete 50 µl
4.      Yellow tipe
5.      Rotatar
6.      Tissu dan kotak sampah
7.      Lateks
8.      Kontrol positif dan negatif
Sampel : Asto H 7
LANDASAN TEORI
            Streptokokus grup A (Streptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan berbagai produk ekstraseluler yang mampu merangsang pembentukan antibodi. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak memiliki daya perlindungan, tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum menunjukkan bahwa di dalam tubuh baru saja terdapat Streptokokus yang aktif. Antibodiyang terbentuk adalah Antistreptolisin O, Antihialuronidase (AH), antistreptokinase (Anti-SK), anti-desoksiribonuklease B (AND-B), dan anti nikotinamid adenine dinukleotidase(anti-NADase).Demam rematik merupakan penyakit vascular kolagen multisystem yang terjadi setelah infeksi Streptokokus grup A pada individu yang memiliki faktor predisposisi. Penyakit ini masih merupakan penyebab terpenting penyakit jantung didapat (acquired heart disease)pada anak dan dewasa muda di banyak negara terutama Negara berkembang. Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh adanya inflamasi endokardium dan mmiokardium melalui suatu proses autoimun yang menyebabkan kerusakan jaringan.Serangan pertama demam reumatik akut terjadi paling sering antara umur 5 –15 tahun.Demam reumatik jarang menyerang anak dibawah umur lima tahun. Demam reumatik akut menyertai faringitis Streptokokus beta hemolitik grup A yang tidak diobati. Pengobatan yang  tuntas terhadap faringitis akut hampir meniadakan risiko terjadinya demam reumatik.Diperkirakan hanya 3 % dari individu yang belum pernah menderita demam reumatik akan menderita komplikasi ini setelah menderita faringitis Streptokokus yang tidak diobati.ASTO (Anti Streptolisin O) merupakan antibodi yang paling banyak dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi Streptokokus. Lebih kurang 80 % penderita demam reumatik menunjukan peningkatan titer antibodi terhadap Streptokokus. Penelitian menunjukkan bahwa komponen Streptokokus yang lain memiliki rekativitas bersama dengan jaringan lain. Ini meliputi reaksi silang imunologik di antara karbohidrat Streptokokus dan glikoprotein katup, diantaranya membran protoplasma Streptokokus dan jaringan saraf subtalamus serta nuclei kaudatus dan antara hialuronat kapsul dan kartilagoartikular.
            Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO, yaitu:
1.    Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum penderita yang mengandung cukup anti streptolisin O sebelum di tambahkan pada sel darah merah, maka streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga tidak dapat menibulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan sejumlah streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan sodium thioglycolate). Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum yang mengandung titer ASO yang tinggi.
2.    Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapatmenyebabkan aglutinasi dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel-partikel tertentu. Partikel yangsering dipakai yaitu partikel lateks.Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O – anti Strepolisin O (SO – ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan pada partikel – partikel latex . Bila kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel – partikel latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik , sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml

CARA KERJA
Metode kualitatif
a.      Biarkan sampel dan reagen pada suhu kamar
b.      Teteskan diatas serum slide sebanyak 50 µl.
c.       Tambahhkan lateks sebanyak satu tetes ,lalu aduk
d.      Goyangkan selama 2-3 menit dengan rotator atau dengan tangan
e.      Kalau terjadi aglutinasi (hasil positif) lanjutkan dengan tes kuantitatif
f.        Untuk control positif dan negatif perlakuan sama saperti serum
INTERPRETASI  HASIL
       Negatif (-)   : Tidak terjadi Aglutinasi
       Positif  (+)   : Terjadi Aglutinasi
      
       HASIL PEMERIKSAAN
       Asto H 7 (-) negatif
      

KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap serum probandus, maka di dapat kesimpulan bahwa serum H7 negatif aglutinasi.

DAFTAR PUSTAKA
-http://www.scribd.com/doc/88455193/Pemeriksaan-Asto
-Diktat materi praktek imonologi-serologi

Mengetahui,                                                                  Palembang , 02-Mei-2013
Dosen pembimbing :                                                                 praktikan

                                                                                               
1.      Drs. Refai Ibrahim, M.Kes
2.      Hamril Dani, AMAK, S.Pd, M.Kes                                    Veronica Nina M.S
3.      Yusneli, AMAK, S.pd                                                         PO.71.34.0.11.0.48
4.      Dr. Billy Setia Negara, MPHM


Minggu, 28 April 2013

Laporan Praktikum Imunologi ( Pemeriksaan CRP )


LAPORAN PRAKTIKUM IMMUNOLOGI

Praktikum ke               : 4 (empat)
Hari/Tanggal               : Kamis/25 April 2013
Judul                           : Pemeriksaan CRP
Tujuan                         :
a.       Khusus            : Untuk mengetahui CRP dalam serum pasien
b.      Umum             :1.Untuk mengetahui kadar CRP dalam satuan serum pasien
 2.Untuk menunjang diagnose pasien penderita inflamasi.
Prinsip                           : Reaksi Antigen Antibodi antara CRP dalam serum dengan dalam lateks yang akan menimbulkan koagulasi.
Alat                             : 1. Pipet otomatis
                                      2. Slide hitam : menggunakan slide hitam karena reagen lateks berwarna putih sehingga membutuhkan latar belakang hitam.
                                      3. Kotak sampah
Bahan                           : Reagen lateks
                                        Tissue
Sampel                                    : serum CRP H6

LANDASAN TEORI
            CRP pada awalnya ditemukan oleh Tillet dan Francis pada 1930 sebagai zat dalam serum pasien yang akut peradangan yang bereaksi dengan polisakarida C pneumococcus. Pada awalnya ia berfikir bahwa CRP mungkin sekresi pathogen seperti yang meningkat pada orang dengan berbagai penyakit termasuk kanker. Namun penemuan sintetis hepatic menunjukkan bahwa itu adalah protein asli.
            CRP atau Protein C-Reaction adalah protein yang ditemukan dalam darah, yang meningkat sebagai respon terhadap peradangan (suatu protein fase akut). Peran fisiologis adalah untuk mengikat fosfokholin diekspresikan pada permukaan sel-sel mati atau sekarat (dan beberapa jenis bakteri) untuk mengaktifkan system pelengkap melalui kompleks CIQ.
CRP disintesis oleh hati sebagai respon terhadap factor-faktor yang dikeluarkan oleh sel-sel lemak. Ini adalah anggota pentraxin keluarga protein.   
CRP digunakan terutama sebagi penanda peradangan. Selain gagal hati, ada beberapa factor yang diketahui yang mengganggu produksi CRP. Mengukur dan mencatat nilai CRP dapat berguna dalam menenyukan perkembangan penyakit atau efektivitas pengobatan.
CARA KERJA :
Kualitatif
a.       Masukkan 20 uL sampel dan 20 uL reagen CRP lateks
b.      Lebarkan menggunakan lidi sampai bundaran slide hitam penuh
c.       Goyangkan dan lakukan pengamatan aglutinasi didepan cahaya dalam waktu 2 menit dengan menyalakan stopwatch, jika hasil positif lakukan pemeriksaan kuantitatif. Jika negative maka tidak perlu pemeriksaan lanjut.

INTERPRESTASI HASIL :
(+) positif        : Bila terjadi aglutinasi
(-) negatif        : Bila tidak terjadi aglutinasi

HASIL PEMERIKSAAN    :
CRP H6 (-) negative

 
KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap serum probandus, maka dapat disimpulkan bahwa serum H6 tersebut negatif aglutinasi.

DAFTAR PUSTAKA          :
Dani, Hamril, dkk. 2008. Diktat Imunologi dan serologi

                                                                                    Palembang, 25 April 2013
Mengetahui,                                                                Praktikan,       
Dosen Pembimbing,
                                                                                    Veronica Nina M.S
Drs. Refai Ibrahim, M. Kes                                        PO.71.34.0.11.048
Yusneli, S. Pd
Dr. Billy Setia Negara, MPHM
Hamril Dani, S. Pd