LAPORAN PRAKTIKUM IMUNO-SEROLOGI
Praktikum ke : V
Hari/Tanggal :
Kamis/02-Mei-2013
Materi :
Pemeriksaan ASTO
Prinsip :Aglutinasi lateks menggunakan
partikel lateks yang dilapisi streptolisin O,
kemudian mereaksikan ini dengan serum penderita.Adanya anti streptolisin
dalam serum penderita dinyatakan dengan terjadinya aglutinasi dan partikel
tersebut.
Tujuan :Untuk
menentukkan Antibody terhadap Streptococcus β-hemolisa yang menyebabkan rematik
,tonsillitis,dan glomerulus
Metode : Lateks
Alat dan
Bahan :
1. Tangkai pengaduk
2. Slide hitam
3. Clinipete 50 µl
4. Yellow tipe
5. Rotatar
6. Tissu
dan kotak sampah
7. Lateks
8. Kontrol
positif dan negatif
Sampel : Asto H 7
LANDASAN
TEORI
Streptokokus grup A (Streptokokus
beta hemolitik) dapat menghasilkan berbagai produk ekstraseluler yang mampu
merangsang pembentukan antibodi. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak
memiliki daya perlindungan, tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum
menunjukkan bahwa di dalam tubuh baru saja terdapat Streptokokus yang aktif.
Antibodiyang terbentuk adalah Antistreptolisin O, Antihialuronidase (AH),
antistreptokinase (Anti-SK), anti-desoksiribonuklease B (AND-B), dan anti
nikotinamid adenine dinukleotidase(anti-NADase).Demam rematik merupakan
penyakit vascular kolagen multisystem yang terjadi setelah infeksi Streptokokus
grup A pada individu yang memiliki faktor predisposisi. Penyakit ini masih
merupakan penyebab terpenting penyakit jantung didapat (acquired heart
disease)pada anak dan dewasa muda di banyak negara terutama Negara berkembang.
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh adanya inflamasi
endokardium dan mmiokardium melalui suatu proses autoimun yang menyebabkan
kerusakan jaringan.Serangan pertama demam reumatik akut terjadi paling sering
antara umur 5 –15 tahun.Demam reumatik jarang menyerang anak dibawah umur
lima tahun. Demam reumatik akut menyertai faringitis Streptokokus beta
hemolitik grup A yang tidak diobati. Pengobatan yang tuntas terhadap faringitis akut hampir
meniadakan risiko terjadinya demam reumatik.Diperkirakan hanya 3 % dari
individu yang belum pernah menderita demam reumatik akan menderita komplikasi
ini setelah menderita faringitis Streptokokus yang tidak diobati.ASTO (Anti
Streptolisin O) merupakan antibodi yang paling banyak dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi Streptokokus. Lebih kurang 80 %
penderita demam reumatik menunjukan peningkatan titer antibodi terhadap
Streptokokus. Penelitian menunjukkan bahwa komponen Streptokokus yang lain
memiliki rekativitas bersama dengan jaringan lain. Ini meliputi reaksi silang
imunologik di antara karbohidrat Streptokokus dan glikoprotein katup,
diantaranya membran protoplasma Streptokokus dan jaringan saraf subtalamus
serta nuclei kaudatus dan antara hialuronat kapsul dan kartilagoartikular.
Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO, yaitu:
Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO, yaitu:
1. Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah
merah, akan tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan
serum penderita yang mengandung cukup anti streptolisin O sebelum di tambahkan
pada sel darah merah, maka streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO
sehingga tidak dapat menibulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan
di tambahkan sejumlah streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan
dengan sodium thioglycolate). Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah
5%. Hemolisis akan terjadi pada pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO
tidak cukup untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum
yang mengandung titer ASO yang tinggi.
2.
Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar
dapatmenyebabkan aglutinasi dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu disalutkan
pada partikel-partikel tertentu. Partikel yangsering dipakai yaitu partikel
lateks.Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di
tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O – anti
Strepolisin O (SO – ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200
IU/ml, maka sisa ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan
aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan pada partikel – partikel latex .
Bila kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada
sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel
– partikel latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup
baik , sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes
aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml
CARA KERJA
Metode kualitatif
a.
Biarkan sampel dan reagen pada suhu kamar
b.
Teteskan diatas serum
slide sebanyak 50 µl.
c. Tambahhkan
lateks sebanyak satu tetes ,lalu aduk
d. Goyangkan
selama 2-3 menit dengan rotator atau dengan tangan
e. Kalau
terjadi aglutinasi (hasil positif) lanjutkan dengan tes kuantitatif
f.
Untuk control positif dan negatif
perlakuan sama saperti serum
INTERPRETASI HASIL
Negatif (-) : Tidak terjadi Aglutinasi
Positif (+) :
Terjadi Aglutinasi
HASIL PEMERIKSAAN
Asto H 7 (-) negatif

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap serum probandus, maka di dapat kesimpulan bahwa serum H7
negatif aglutinasi.
DAFTAR
PUSTAKA
-http://www.scribd.com/doc/88455193/Pemeriksaan-Asto
-Diktat materi praktek imonologi-serologi
-Diktat materi praktek imonologi-serologi
Mengetahui, Palembang
, 02-Mei-2013
Dosen pembimbing : praktikan
1.
Drs. Refai Ibrahim, M.Kes
2.
Hamril Dani, AMAK, S.Pd,
M.Kes Veronica
Nina M.S
3.
Yusneli, AMAK, S.pd PO.71.34.0.11.0.48
4.
Dr. Billy Setia Negara, MPHM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar